Iklan

AYAH SEPERTI APAKAH KITA ?

 Apa yang kita lakukan terhadap anak-anak sekarang akan menentukan bagaimana anak-anak akan memperlakukan kita kelak.


Pernahkah kita (para Ayah) berandai-andai jika suatu hari kelak kita terbujur kaku di dalam peti mati di rumah duka, apa yang akan dikenang dan diceritakan anak istri kita saat mereka diminta berbicara tentang kesannya terhadap kita para ayah?

Saat anak istri kita memberikan sambutan, mereka tidak akan pernah berbicara tentang harta yang ditinggalkan. Berapa banyak asset yang sudah dibagi ke anak dan istri dan sebesar apa pabrik yang diwariskan. Tapi mereka akan bicara tentang teladan dan didikan yang ditinggalkan.

Jangan pernah abaikan obrolan-obrolan ringan dan receh-receh dengan anak istri kita. Itu memiliki nilai yang tak terhitung.

Para ayah mulailah meluangkan waktu untuk sekadar mengantar potong rambut, makan siang dengan anak laki-lakimu selagi bisa dan dia mau.

Saya saksikan waktu anak laki-laki kami masih berumur 5-6 tahun, hampir setiap sore saya menemaninya untuk mencari “yuyu” kepiting kecil di selokan seputar perumahan. Selama berbulan-bulan saya menemaninya sampai dia sudah tidak tertarik lagi. Sekarang jika saya tanya “Inget gak dulu pernah nyari yuyu sama papa?” dia jawab “Ingetlah, sampai ada temennya papa bilang masa kecil kurang bahagia” lanjutnya sambil tersenyum.


Menurut Rahmat Reza dalam bukunya Fatherless Story. Dia membagi 4 kuadran tipe ayah yang bisa kita pelajari. Ayah seperti apakah kita, mari kita renungkan.


Buku ini menceritakan tentang ketidak hadiran seorang ayah dalam hidup penulisnya. Penulis buku ini membagi dalam 4 tipe ayah yang saat itu dirasakan.


Ayah Ideal, adalah tipe ayah yang kehadiran dan pengaruhnya bisa dirasakan oleh anak-anaknya. Ayah ikut berperan dalam mendidik dan membagikan nilai-nilai bagi anak-anaknya. Seorang ayah yang mau meluangkan waktunya bermain dan ngobrol dengan anak-anak. Ayah tidak hadir hanya dengan teguran, bentakan bahkan kemarahan. Tapi dengan candaan ataupun obrolan ringan dan bermain yang menyenangkan.


Ayah Patung, adalah tipe ayah yang kehadirannya bisa dirasakan dan dilihat, tapi pengaruhnya nol. Ayah tidak berperan sama sekali dalam mendidik dan mengajarkan nilai-nilai bagi anak-anaknya. Seolah kalau di rumah itu tanggung jawab istri, mama dari anak-anak. Peran ayah dalam mendidik anak tidak ada sama sekali. Makanya ayah hanya hadir dalam teguran dan bentakan pada anak-anak. Tidak ada kedekatan dan keterbukaan antara ayah dan anak. 

Ayah tipe patung adalah seorang ayah yang ada di rumah, di ruang kantornya tapi terlalu sibuk dengan pekerjaan, bahkan persiapan pelayanan bagi seorang hamba Tuhan. Sehingga keberadaannya tidak dirasakan oleh anak-anaknya. Seorang ayah yang membawa tugas pelayanan, beban di kantor dan perusahaannya ke rumah. Dalihnya adalah tanggung jawab pelayanan, ataupun bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.


Ayah Memori adalah tipe ayah yang pengaruhnya dirasakan oleh anak-anak dan keluarganya, tapi kehadirannya tidak dirasakan. Biasanya tipe ayah seperti ini adalah pekerja lepas pantai atau salesman yang harus berhari-hari keluar kota meninggalkan rumah. Pengaruh dalam bentuk financial masih dirasakan oleh keluarganya meski orangnya tidak di rumah.

Kalau tipe ayah seperti ini tidak segera menyadari kekurangannya, jangan berharap kelak anak-anak akan peduli dengan kita para ayah. Mereka hanya mau dekat kalau diberi uang, dicukupkan kebutuhannya. Nantinya merekapun tidak segan-segan mengirim kita ke panti jompo, yang penting semua biaya anak-anak yang bertanggung jawab.


Ayah Hantu adalah tipe ayah yang tidak bisa dirasakan pengaruh maupun kehadirannya. Tipe ayah yang sudah meninggalkan rumah dan bercerai dengan istrinya. Atau meninggal dunia.


Mengapa banyak anak yang tidak bisa berperan sebagai Ayah saat mereka berkeluarga adalah karena masa kecilnya yang tidak memiliki sosok panutan seorang ayah.


Hai para ayah buatlah rumah kita menjadi tempat peteduhan yang kudus bagi anak-anak sebelum mereka lepas landas untuk terbang tinggi.


Berperanlah sebagai ayah Ideal di rumah karena warisan terbesar setiap ayah bagi anak-anaknya adalah kehidupan sang ayah, sebelum kita sadar, anak-anak kita sudah pergi. Warisan itu harus ditinggalkan sekarang.


(Agus - Vita)

0 Response to "AYAH SEPERTI APAKAH KITA ?"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post