Iklan

SENDIRIAN, TETAPI TIDAK KESEPIAN

Kalau kita mau merenungkan masa hidup kita, seumur hidup tidak pernah menghabiskan waktu sendiri.

Dari sejak lahir kita punya orang tua yang mengurus kita, saat usia sekolah kita punya teman-teman sekolah yang membuat kita merasa nyaman. Kemudian menikah dan punya anak cucu.


Saat ini bagi kita yang terlibat dalam pelayanan suami istri, kita pun merasa nyaman, semua masih lengkap dan utuh.

Tapi pernahkah kita berpikir ketika kita ditinggal pasangan, saat esok tidak menjadi bagian kita, apa yang akan kita kerjakan dalam hidup ini? Seolah semuanya runtuh termasuk motivasi dalam melayani Tuhan.


Setiap kita akan sampai pada titik kesendirian bahkan kekosongan dalam hidup kita. 


Di awal mungkin hanya ditinggal kuliah oleh anak-anak, tahapan selanjutnya anak-anak kita menikah dan hidup bersama keluarga barunya. Ketika kita masih bersama pasangan kita bisa melibatkan diri dalam pelayanan-pelayanan bersama dan masih merasa tidak kesepian.


Mari kita merenungkan jika suatu hari nanti kita ditinggal atau meninggalkan pasangan kita, apa yang bisa kita lakukan tanpa pasangan?

Apakah kasih yang kita bagikan selama hidup itu cukup menjadi bekal baginya untuk menjalani sisa hidupnya tanpa pasangan? Atau bahkan mereka yang kita tinggalkan akan menanggung defisit kasih karena tidak pernah memperolehnya dari kita?

Apakah komitmen melayani saat bersama pasangan masih tetap bertahan ketika kita sendiri?

Cobalah merefleksikan dan merenungkan kualitas kasih kita di tengah keluarga di masa-masa seperti ini.


 Ketidak jelasan masa depan karena pandemi bisa membuat kita frustasi dan stress. Apakah kita sudah berfungsi di hadapan pasangan sebagai penolong yang sepadan? Sebaliknya apakah fungsi Kristus sebagai kepala keluarga nyata dalam keseharian kita sebagai suami?


Mari kita renungkan, selamat beribadah dan berhari minggu.


Kami berdoa buat semua yang membaca renungan dan sharing kehidupan selama seminggu ini bisa memperoleh insight untuk bahan  permenungan dan bisa menjadi cermin kehidupan bagi kita suami istri dan anak2 kita nanti.


"The present" - today is a moment to learn from "the past", that forced us to focus and prepare strategies for the future.


(Agus - Vita)

0 Response to "SENDIRIAN, TETAPI TIDAK KESEPIAN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post