Iklan

KESANGGUPAN TIDAK MENJADI PAHIT

1 Petrus 2:23 

Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.


Tuhan memberikan kesanggupan kepada orang percaya untuk dapat melihat kehidupan Yesus, dan supaya menjadi seperti Yesus. Karakter seperti Yesus akan menjadikan hidup orang percaya berkenan di mata Tuhan. 

Dari ayat di atas kita baca bahwa Yesus tidak membalas ketika Ia dicaci maki, tidak mengancam ketika Ia menderita. Tetapi Ia menyerahkannya kepada Bapa. Dalam keadaan tersebut Yesus memiliki kesanggupan untuk tidak menyimpan kepahitan.

Dalam pernikahan bisa saja terjadi suami atau isteri yang menderita karena perlakuan yang kasar dari pasangannya. Banyak caci maki yang diucapkan kepada pasangannya. Tidak jarang anak-anak juga menderita karena orang tua mereka. Hal yang paling buruk bukanlah  perlakuan kasar atau caci maki itu, melainkan timbulnya kepahitan yang dapat menguasai hati seseorang. Membiarkan kepahitan akan berpengaruh pada seluruh hubungan dalam pernikahan. 

Suami isteri harus belajar dari kehidupan Yesus yang ketika dicaci maki tidak membalas dengan caci maki, ketika menderita tidak mengancam. Dalam keadaan tersebut masing-masing meiliki kesanggupan untuk menyerahkannya kepada Bapa. Tidak membiarkan kepahitan muncul di dalam hati dan bahkan memguasai hidupnya. 

 Apa yang sedang terjadi dalam pernikahan kita saat ini? Apakah kepahitan menguasai pernikahan kita? Mari kita minta kepada Bapa kesanggupan untuk tidak membiarkan kepahitan merusak hubungan kita. Jadikan ini sebagai karakter yang terus bertumbuh dalam pernikahan kita, kesanggupan utuk tidak menjadi pahit. Amin. GBU.


(Wie - Yuli)

0 Response to "KESANGGUPAN TIDAK MENJADI PAHIT"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post