IMAN MEMERLUKAN TINDAKAN NYATA
Masa Pandemi selama 2020, kami merasakan hari-hari yang berat, gelap, penuh kekuatiran, kecemasan, dan ketakutan.
Selalu ada pengharapan bahwa Pandemi akan berakhir paling lambat di akhir tahun 2020.
Namun semakin lama, keadaan kami rasakan makin berat, ketika semua perhitungan dan harapan sepertinya berlalu dan tidak dapat diraih.
Masuk oktober 2020, kami rasakan makin menekan, makin berat, semua sumber daya habis terkuras…
Sementara ada kekuatan besar mengejar dengan kencang….
Kami bertanya-tanya kepada Tuhan, kapan kegelapan ini berakhir. Kami seperti tidak bisa melihat jaan sehasta saja di depan kami. Sementara suara-suara yangmengejar kami begitu dekat dan keras. Kami dalam keadaan bingung, frustrasi, kehabisan akal apa yang harus kami lakukan.
Yang tetap kami lakukan adalah persekutuan pribadi dengan Tuhan dan doa sepakat.
Di tengah situasi itu, Roh Kudus mengingatkan saya akan kejadian Bangsa Israel yang baru ke luar dari Mesir dikejar oleh kavaleri Mesir yang canggih, hebat, dan terlatih.
Keluaran 14 : 9 -10 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,
Dulu membaca ayat ini, saya suka meremehkan bangsa Israel. Dasar bangsa tidak punya iman, baru begitu saja sudah ketakutan. Tidak percaya Tuhan pasti menolong. Begitu penghakiman saya. Tapi ketika menghadapi situasi pandemi ini, barulah secara nyata, saya juga mengalami rasa takut, cemas, yang belum pernah saya alami.
Sementara Musa memberikan kata-kata penguatan kepada bangsa Israel yang protes keras, dan mencaci maki Musa.
Keluaran 14 : 13 - 14 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja. "
Kata-kata Musa ini luar biasa. Dia mencoba membangkitkan iman bangsa Israel untuk percaya pada Tuhan. Musa punya iman, bahwa dengan diam saja, Tuhan yang akan berperang bagi mereka. Inilah harapan semua orang bahwa Tuhan akan berperang, sementara kita hanya berdiam saja menantikan pertolongan Tuhan. Tapi…. TUHAN JUSTRU MENEGUR KERAS MUSA !
Keluaran 14 : 15 - 16 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku ? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
Ternyata di tengah krisis dan bahaya sangat besar, dengan ancaman kematian bagi mereka, mereka justru disuruh Tuhan untuk berangkat. Berangkat ke mana ? Menyeberang laut. Naik apa ? Berjalan ! Karena Musa harus membelah laut.
Tuhan membalikkan paradigma Musa, yang meminta mereka berdiam diri saja melihat Tuhan berperang. Harapan mereka, Tuhan melakukan keajaibanNya sekali lagi dengan memberikan tulah ke 11 yang akan menghancurkan kavaleri Mesir. Mereka punya iman untuk melihat Tulah sekali lagi menimpa kavaleri Mesir.
Namun kali ini tidak ada tulah ke 11 bagi orang Mesir. Mereka harus bergerak. Dan Musa harus membelah laut itu. Mereka tidak menjadi penonton saja seperti waktu 10 tulah.
Tetapi Tuhan juga tidak tinggal diam, Tiang awan bergerak menjadi pelindung barisan belakang.
Keluaran 14 : 19 - 25 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.”
Ketika Musa melakukan perintah Tuhan, maka laut terbelah, menyeberanglah mereka.
Apakah persoalan selesai ? Belum. Kecepatan mereka berjalan lambat sekali sedangkan kereta kuda kecepatannya berpuluh kali lipat, dalam waktu singkat makin dekat.
Tuhan membuat kegelapan. Kegelapan itu bukan dirasakan hanya tentara mesir tapi juga orang Israel. Dalam kegelapan itulah laut terbelah, dan bangsa Israel menyeberang dalam kegelapan yang dibuat Tuhan yang memperlambat Tentara Mesir. Tapi sebagai tentara terlatih mereka terus merangsek sehingga tetap semakin dekat.
Dalam kegelapan, suara riuh tentara pengejar sangat jelas. Pastilah ada kepanikan di antara bangsa Israel. Sekali lagi Tuhan memberi pertolongan yaitu Tuhan membuat roda kereta miring dan maju dengan berat sehingga walaupun dengan kecepatan terbatas, bangsa Israel sampai ke seberang.
Itu juga yang dirasakan oleh kami. Situasi ekonomi yang berat, sementara kebutuhan dan kewajiban mengejar dengan kecepatan penuh, membuat kami panik, takut, dan putus asa. Sampai dengan desember 2020, prospek proyek-proyek yang diharapan, semua lenyap. Semua sumber daya dan harapan habis, hari depan hanya ada kegelapan.
Dalam doa sepakat kami, Tuhan ingatkan kami tentang cerita ini.
Bukan mudah bagi kami untuk punya iman sebesar biji sesawi.
Untuk itu kami melakukan sama seperti Musa, mengangkat tangan, dan terus bergerak, bukan menonton dan mengharapkan mujizat. Setiap pagi kami mengaktifkan untuk meminta peran Roh Kudus memberikan hikmat menghadapi hari demi hari.
Hikmat Roh Kudus menyadarkan kami bahwa kami harus bergerak dalam kegelapan, laut sudah terbelah, kami harus berjalan menyeberang walaupun dengan kecepatan lambat. Seperti bangsa Israel menyeberang dengan kecepatan lambat dalam kegelapan untuk sampai ke seberang.
Dalam kegelapan, kami bergerak dalam pimpinan Roh Kudus, yaitu mengerjakan apa yang ditemukan tangan kami sekalipun yang dikerjakan itu tidak sebanding dengan kekuatan yang mengejar.
Dalam kecepatan yang sangat lambat, kami melalui hari ke hari, dalam situasi gelap, keadaan mencekam karena ada musuh mengejar. Hikmat Roh Kudus membangkitkan iman bahwa Tiang Awan dan Tiang Api Tuhan masih ada untuk mencegah musuh mengejar kami.
Apakah persoalannya sudah selesai ? Belum !!!!
Iman kami harus berhadapan dengan kenyataan. Di sinilah kami dibentuk Tuhan bahwa iman tidak mengabaikan kenyataan. Iman memerlukan tindakan nyata.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "IMAN MEMERLUKAN TINDAKAN NYATA"