MINTALAH MAKA KAMU AKAN MENERIMA
Ketika kami sedang berdoa sepakat, Roh Kudus mengingatkan saya akan sebuah ayat.
Yohanes 16 : 24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Saya seperti tersadar bahwa selama ini saya tidak pernah meminta kepada Tuhan untuk diberikan pekerjaan. Saya berpikir Tuhan pasti tahu kebutuhan itu. Tapi pagi itu, disadarkan bahwa saya belum meminta pekerjaan. Bukankah seorang anak juga meminta kepada papa nya kalau dia butuh sesuatu walaupun papanya tahu kebutuhan itu. Seorang anak perlu mengatakan permintaan kepada Bapa di Surga kebutuhannya, walaupun Bapa di Surga sangat…sangat tahu semua kebutuhan kami.
Maka sejak hari itu, kami berdoa meminta pekerjaan/proyek. Bapa di Surga adalah Bapa yang Baik, selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak-anaknya. Sebagai seorang papa, saya juga harus menggambarkan secara nyata gambaran Bapa di Surga itu. Maka saya meminta itu agar saya menjadi berkat bagi anak-anak kami, sehingga anak-anak kami bisa melihat gambaran itu.
Tidak lama kemudian, kembali Roh Kudus memberikan inspirasi bahwa Tuhan akan memberikan proyek/pekerjaan. Kami bersuka cita dengan inspirasi Roh Kudus ini. Apakah proyek /pekerjaan kami dapatkan seketika ? BELUUMM !!!
Kami masuk dalam penantian, menantikan waktunya Tuhan. Ternyata mendapatkan visi/pewahyuan/inspirasi itu sulit dan berat. Yang sulit dan berat bukan visi/pewahyuan/inspirasinya tapi masa penantian itulah yang paling berat.
Dalam masa penantian, yang paling sulit adalah kesabaran dan percaya terus secara konsisten kepada inspirasi yang Tuhan berikan. Semua tokoh alkitab yang menerima Visi / Inspirasi melalui kurun waktu tertentu. Dalam kurun waktu tertentu itu, mereka menghadapi kejadian, tekanan, kesulitan, problem, bahkan keraguan, kebimbangan dan ketidak percayaan.
Ketidak percayaan menjadi sangat mudah timbul dalam masa penantian, karena situasi dan keadaannya sangat tidak mendukung.
Daud menerima urapan sebagai raja di usia sangat muda. Tapi untuk menjadi raja suku Yehuda saja, dia harus menjadi buronan Raja Israel yaitu raja Saul. Hidup Daud selalu terancam bahaya, bahkan puncaknya adalah Ziklag tempat tinggal mereka di musnahkan dan keluarga mereka ditawan orang Amalek. Namun justru setelah peristiwa Ziklag, Daud merampas kembali semua yang diambil, bahkan mendapat jarahan tidak terhitung banyaknya. Setelah itu dia menjadi raja atas Suku Yehuda saja. Sementara 11 suku masih dipegang oleh keturunan Saul.
Setelah Daud jadi raja Suku Yehuda, terjadi perang saudara sesama bangsa Isarel selama 3.5 tahun lebih antara suku Yehuda dengan Daud sebagai raja dengan 11 suku lain di bawah pimpinan raja dari keturunan Saul. Sampai akhirnya Daud menjadi Raja atas seluruh suku Israel setelah perang saudara berakhir dengan kemenangan Daud.
Masa penantian Daud yang luar biasa itu keras dan berat itu, membuat dia mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena mendekatkan diri kepada Tuhan, lahirlah begitu banyak Mazmur. Sebagian besar Mazmur Daud, diciptakan pada masa-masa penantian yang sulit dan berbahaya. Mazmur Daud tidak diciptakan waktu Daud sudah jadi raja, duduk tenang di tempat indah, sambil makan minum dan santai. Banyak Mazmur Daud justru tercipta waktu Daud dalam bahaya, kepepet, terdesak, bahkan hampir mati. Mazmur Daud adalah bukti nyata bahwa hanya dekat dengan Tuhan saja, dia menjadi tenang.
Saya pun mengambil sikap meniru Daud. Kami mendisiplin diri untuk doa sepakat, persekutuan pribadi dan membaca Firman Tuhan. Sebab tanpa itu, kami bisa tidak percaya akan inspirasi Roh Kudus. Karena situasi sangat bertolak belakang.
Dalam masa itu saya menerima Firman Tuhan dari pembacaan Alkitab rutin.
I Yohanes 5 : 14 - 15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Mendapat ayat ini, kami percaya Tuhan pasti memberikan apa yang kami minta. Sebab pekerjaan/proyek yang kami minta ini sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu menjadi gambaran Bapa di Surga.
Namun selalu terjadi pertempuran hebat di pikiran. Pertempuran antara iman percaya dan kenyataan yang tidak mendukung. Maka kami menguatkan persekutuan dengan Roh Kudus, sebab kalau tidak begitu, kami tidak akan kuat bertahan.
Hari pertama bulan maret 2021, proyek yang sudah kami anggap gugur, tiba-tiba muncul, dan akhirnya jadi. Kami bersyukur Tuhan memberikan proyek yang saya sudah anggap gagal.
Keesokan harinya, saya dapat telepon, yang mengundang saya interview melalui zoom. Inilah salah satu lamaran kerja yang saya kirimkan. Setelah interview online, dilanjutkan interview offline.
Dalam perjalanan menuju tempat interview, terjadilah pertarungan hebat dalam pikiran saya. Karena muncul suara yang mengatakan, “Kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan ini. Jangan berharap banyak. Kamu adalah orang yang abu-abu, munafik, makanya pekerjaan ini tidak akan aku berikan.”
Saya menjadi terkejut. Ini suara siapa ya ? Suara hati saya ? Suara Tuhan ? Atau suara Iblis ? Mendapat suara itu timbul kebimbangan dan keraguan. Seketika saya ingin kembali pulang, karena merasa tidak ada harapan.
Dalam kebimbangan itu, muncul suara lain. Suara yang mengatakan bahwa seorang bapa yang jahat sekalipun tahu memberikan apa yang terbaik bagi anaknya. Bukankah Bapa di Surga melebihi bapak paling baik di dunia. Dia tahu memberikan apa yang terbaik. Seketika saya tahu, inilah suara Tuhan. Sebab suara yang pertama adalah suara yang menuduh. Sedangkan suara kedua berbicara tentang Bapa, maka tidak diragukan lagi inilah suara Roh Kudus. Roh Kudus menolong saya.
Akhirnya saya pun melanjutkan perjalanan dan melakukan interview. Apakah hari itu juga saya mendapatkan pekerjaannya ? BELUMM !!!
Keesokan harinya, saya dihubungi oleh orang yang mewawancarai saya. Dikabarkan bahwa saya diterima bekerja. Pertengahan Maret 2021 memulai pekerjaan baru.
Puji Tuhan ! Kami hanya bisa bersyukur ! Bahwa inspirasi yang kami dapat, benar dari Roh Kudus, bukan khayalan kami semata. Seperti seorang papa yang tahu kebutuhan anaknya, demikian juga Tuhan Yesus sebagai Bapa Yang Baik. Kami bersyukur bahwa Roh Kudus kami persilakan memberikan karunia-karunianya. Sebab tanpa peran Roh Kudus kami tidak akan tahan menghadapi masa penantian yang panjang dan sangat berat.
Dengan mendapatkan proyek dan pekerjaan, apakah persoalan dan pembesihan sudah selesai ?
BELUUUMM !!!
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "MINTALAH MAKA KAMU AKAN MENERIMA"