WARISAN MASA LALU
Pembersihan bukan hanya untuk saya saja, tetapi isteri dan anak-anak kami juga mengalami pembersihan dan pemulihan hati dari Tuhan.
Kami sadar ada satu hal yang mengganggu dalam keluarga kami. Sebelum pandemi, masalah ini suka sering muncul ke permukaan dan pecah menjadi konflik. Konflik nya sering terjadi yang berujung dengan banyaknya kekecewaan yang terpendam . Persoalan itu adalah konflik dengan anak sulung kami.
Saat menjelang persiapan pernikahan anak kami yang sulung pada bulan Mei mendatang , dimana saat seperti ini banyak hal bisa terjadi gesekkan , dari masalah kecil bisa jadi membesar dan akhirnya hampir berujung kekecewaan kembali yang tentu nya berakibat masalah tersebut tidak selesai.
Tentu saja hal ini membuat saya cemas. Saya sendiri bingung harus melakukan apa.
Saya hanya berseru kepada Tuhan, meminta pertolongannya agar konflik ini tidak berlarut-larut. Tidak lama kemudian Roh Kudus mengingatkan akan sebuah peristiwa yang terjadi pada Daud.
II Tawarikh 17 : 16 -1 7 Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya TUHAN Allah. “
Roh Kudus memberikan sebuah inspirasi lagi. Daud diberikan anugerah yang begitu besar untuk keturunannya. Daud mendapat inspirasi / visi / penglihatan tentang serentetan manusia yang akan datang melalui keturunannya.
Serentetan manusia itu adalah raja-raja penerus, bahkan di ujungnya adalah Tuhan Yesus yang lahir dari garis keturunan Daud. Tuhan Yesus inilah termasuk dalam serentetan manusia yang akan datang itu. Maka tidak heran Daud begitu bersyukur. Sampai dia berkata, siapakah dirinya dan keluarganya yang telah membawanya mendapat anugerah besar itu.
Dari ayat ini Roh Kudus menegur saya. Roh Kudus memberi tahukan bahwa dari anak kami Tuhan akan akan membangkitkan orang-orang yang gagah perkasa. Hanya saja, anak kami masih terikat oleh “warisan” saya. Warisan itu yang akan memperlambat dan berpotensi tidak optimal jika tidak diselesaikan sekarang.
Bukan main kagetnya saya mendapat teguran itu. Eh, ternyata masih ada yang harus dibersihkan lagi. Tapi pembersihan kali ini untuk generasi yang akan datang.
Roh Kudus mengingatkan saya, bahwa saya dibesarkan dalam keluarga yang tidak ada arahan. Saya bertumbuh menurut jalan yang saya pilih. Tidak ada yang melarang saya memilih jalan apapun. Saya bertumbuh dengan ‘liar’, hanya saja saya mendapat anugerah mengenal Tuhan Yesus pada masa remaja.
Pertumbuhan yang tidak ada pengarahan membuat saya menjadi orang yang semau gue, independen, tidak tunduk pada otoritas. Ini menjadi spirit dalam diri saya. Ketika saya menikah, memang saya sudah bertobat dan mengenal dan melayani Tuhan, tapi spirit ini begitu kuat dalam diri saya.
Roh Kudus mengingatkan waktu benih itu bertumbuh menjadi anak kami, spirit jelek yang kuat itu ada dalam anak kami. Maka anak kami itu menerima warisan spirit jelek yang kuat itu. Karena itu harus segera diputuskan spirit itu dalam anak kami, agar kalau dia menikah, spirit itu tidak diturunkan kepada anaknya.
Gambarannya adalah seorang berkulit hitam, ketika menikah, anak-anaknya akan mewaris kulit kehitam meskipun dia menikah dengan kulit putih.
Ketika saya sharing dengan istri saya, terbelalaklah mata kami. Karena memang sejak kecil, bahkan dalam usia 1 tahun saja, anak kami sudah memiliki spirit itu. Anak kami sulit sekali taat, selalu berbuat semaunya. Karena itu sejak kecil, kami sudah memberi stempel dia seorang anak yang tidak taat, tidak peka, semaunya sendiri.
Waktu kecil saya memperlakukan dengan keras untuk membuat menjadi taat. Sehingga cap tidak taat, itu melukai juga anak kami. Sadarlah kami, bahwa itu bukan ketidak taatan biasa, itu adalah spirit pemberontakan, semaunya sendiri, yang menentang otoritas yang diwariskan dari saya.
Setelah banyak mengalami pemulihan setelah beberapa tahun pernikahan kami, spirit ini dalam diri saya sudah semakin dipulihkan, ketika anak kedua kami terjadi. Maka memang terlihat perbedaan jauh dalam hal ketaatan, kedisiplinan. Maka dalam doa sepakat kami, spirit ini diputuskan dari anak sulung kami.
Tindakan selanjutnya, adalah berbicara dengan kedua anak kami. Ketika saya ceritakan tentang spirit ini, anak kami antara percaya dan tidak, tapi dia mengakui bahwa memang dia merasa terluka karena cap sebagai anak yang tidak taat, semaunya dan pemberontak.
Malam itu, kami berdoa memutuskan semua spirit warisan dari kedua anak kami. Setelah itu, Puji Tuhan ! terjadilah rekonsiliasi di antara kami sekeluarga , semua kubu pertahanan si iblis yang sudah bertahun-tahun dibangun itu runtuh malam itu juga , Haleluyah !
Sungguh berbahaya sekali jika sampai kami tidak tahu apa penyebab konflik berkepanjangan ini. Konflik yang bisa membuat tertunda bahkan gagalnya keturunan gagah perkasa kami di masa datang. Puji Tuhan , setelah malam rekonsiliasi itu hubungan anak kami yang sulung dengan isteri saya jadi lebih baik , komunikasi kembali dibangun dengan luwes, dan ini kerinduan isteri saya, berharap sebelum anak kami keluar untuk membangun keluarga mereka yang baru, hubungan sudah dipulihkan dari dosa masa lalu dan segala kekecewaan . Haleluyah !
Roh Kudus mengingatkan, keadaan spirit anak kami minus spirit warisan saya, masih lebih baik dari saya waktu saya menikah dulu. Kami hanya bersyukur, bahwa kami boleh mendapat pertolongan Tuhan atas masalah yang selama ini kami tidak tahu penyebabnya. Kembali lagi ini semua hanya kebaikan Tuhan dalam keluarga kami.
Selama 1 tahun ini, Tuhan benar-benar membersihkan kami dari dosa yang dulu tidak nampak, yang dianggap biasa, bahkan yang tersembunyi dan tidak disadari. Sama seperti Nuh dalam bahtera, semua hal berdosa disingkirkan Tuhan dengan air bah. Begitu juga kami, dalam bahtera, Tuhan membersihkan semua hal yang tidak berkenan.
Jika tidak ada pandemi, dan jika kami tidak mendekatkan diri kepada Tuhan dan bersekutu dengan Roh Kudus, mungkin selamanya kami tidak akan sadar. Kami mungkin tetap hidup dalam kecongkakan, kemunafikan, spirit negatif pada anak kami, bahkan tidak mengenal rencana dan kehendak Tuhan.
Apakah kami ini lebih baik dari orang lain ? TIDAK !!! . Kami justru sangat buruk, hanya kasih karunia dan anugerah Tuhan saja yang membuat kami dibersihkan oleh Tuhan.
WAHYU 3 : 19 ‘ Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! ‘
APAKAH SUDAH TIDAK ADA MASALAH LAGI ? BEELLUUMM !!!.
Selama masih hidup dalam dunia, masalah hanyalah alat untuk memurnikan agar selalu berada dalam rencana dan kehendak Tuhan.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "WARISAN MASA LALU"