Iklan

MERENDAHKAN DIRI DAN MENIKMATI

Ulangan 8:3-6

(3)Jadi IA MERENDAHKAN HATImu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN."

(4) Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.

(5)Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. 

(6)Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. 


Ketika membaca ayat ini saya membayangkan apa yang dihadapi bangsa Israel saat keluar dari Mesir. Harus lari dari kejaran tentara Mesir, berjalan di padang gurun yang tandus, seringkali kekurangan air, tidak ada makanan di padang gurun, karena itu mereka makan Manna yang di sediakan Allah. 


Kondisinya tidak sama dengan ketika mereka masih di Mesir. Rintangan demi rintangan harus mereka hadapi. Namun jika mereka dapat melihat dari sudut pandang yang lain, Sesungguhnya melalui peristiwa “Exodus” ini, mereka telah menyaksikan banyak Mujizat dan keajaiban Allah. Mulai dari bagaimana Allah mendatangkan tulah atas Mesir, tetapi menyediakan perlindungan bagi mereka; melihat Laut yang terbelah, menikmati manna yang turun, dan masih banyak lagi mujizat yang tidak pernah mereka alami sebelumnya.


Demikian juga dengan situasi pandemi yang kita hadapi saat ini, sama seperti bangsa Israel kita harus menjalani situasi yang berbeda dari kehidupan kita sebelumnya. Apa yang Tuhan ingin kita pelajari melalui ayat bacaan di atas?


Hari ini kita ingin belajar dari ayat (3) di atas.


Poin Pertama dari ayat 3 Tuhan ingin mengajarkan kita untuk  MERENDAHKAN HATI.


Sudah 1,5 tahun kita menghadapi pandemi. Kejadian yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Saat ini keselamatan dan nyawa kita sepenuhnya dalam kedaulatan Tuhan. Kita berusaha menjaga agar tidak tertular, namun setiap hari kita menyaksikan begitu banyak orang yang terserang virus ini diseluruh dunia, hingga orang-orang terdekat kita. Tidak sedikit yang mengalami kematian atau kehilangan keluarga tercinta. Di Indonesia banyak berita duka bahkan dari tokoh2 ternama, kita kehilangan orang-orang baik seperti Pdt Raditya Oloan dan masih banyak yang lain.


Belum lagi roda perekonomian yang terganggu bahkan lumpuh karena pandemi. Setiap hari kita mendengar perusahan besar gulung tikar, baru-baru ini salah satu grup perusahan yang besar menutup seluruh gerai hypermarketnya di Indonesia. 

Demikian juga selama pandemi, usaha kami harus work from home. Banyak customer kami juga menghentikan atau mengurangi kegiatan karena pandemi. Kami bertanya2 berapa lama lagi usaha kami dapat bertahan? Bagaimana kami dapat memenuhi kewajiban- kewajiban kami, termasuk terhadap karyawan.

Namun ayat diatas mengingatkan kami, disaat kami fokus pada masalah, Tuhan justru fokus pada kami. Pada hubungan dan karakter.


Tuhan ingin kita bisa belajar bahwa dalam keadaan yang sulit sekalipun, Tuhan tidak pernah lalai atas kita. Ia ingin kita bergantung sepenuhnya pada-NYA.

Kami makin menyadari manusia sangat lemah dan terbatas. Karena itu haruslah kita semakin merendahkan diri di hadapan Tuhan sehingga kita makin mengandalkan DIA, makin percaya sepenuhnya pada penyertaan dan pemeliharaan-NYA.


Poin ke dua dari ayat di atas, Tuhan ingin kita mengerti bahwa “manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN”.

Artinya kita MENIKMATI APA YANG DISEDIAKAN ALLAH. Belajar melepaskan ambisi2 dan keinginan2 yang seringkali demi memuaskan ego kita. 


Di masa yang sukar ini kami menikmati bagaimana mujizat demi mujizat Tuhan menyediakan bagi kami. Dalam 1.5 Tahun ini Tuhan telah menolong kami memenuhi semua kewajiban kami. Jadi jika kami bisa bertahan, semuanya sepenuhnya karena Tuhan, hal yang kalau dipikirkan secara manusia bisa dibilang mustahil. 


Meski banyak menghadapi kesulitan dan masalah, namun kami juga mengalami bagaimana Tuhan menyediakan jalan keluar yang ajaib.

Ada manna yang disediakan selalu tepat waktu. Tidak lebih, dan tidak kurang. " Ada roti untuk dimakan dan juga benih untuk di tabur” (2 Korintus 9:10). 


Menikmati manna yang Tuhan sediakan, memberikan kami makanan “secukupnya” (Matius 6:11) yang dapat kami nikmati dengan kenyang.


Dalam kehidupan banyak kali kita tidak bisa menghindari kesulitan atau masalah, namun sikap hati kita akan menentukan bahwa saat kita merendahkan diri dihadapan Allah, maka Allah yang akan berdaulat sepenuhnya menyediakan yang kita butuhkan.


1 Petrus 5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. 


Let us celebrate the Victory 💪🏻


(Terry - Ciska)

0 Response to "MERENDAHKAN DIRI DAN MENIKMATI"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post