KECANDUAN
Ciri-ciri yang ketiga dari gambar diri yang rusak adalah ketergantungan/kecanduan
Ul 11 :16 - Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya.
Ketergantungan atau kecanduan adalah salah satu bentuk penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang menggantikan Tuhan sebagai posisi tertinggi di dalam hidup seseorang.
Seseorang yang sehat secara rohani akan menggantungkan hidupnya kepada Tuhan, menemukan kekuatan di dalam Tuhan dan mencari jawaban atas permasalahan hidupnya kepada Tuhan.
Tetapi orang yang rusak gambar dirinya (cacat secara rohani) akan mencari hal-hal lain untuk mengisi kekosongan jiwanya atau melarikan diri dari masalahnya karena tidak menyadari keberhargaan dirinya dan tidak dapat melihat ataupun merasakan rencana indah Tuhan baginya sebagai gambar dan rupa Allah, maupun sebagai anak Allah yang dikasihi Bapa-Nya.
Berbagai bentuk kenikmatan menawarkan "jalan keluar sementara" bagi kepenatan hidup.
Minuman keras dan obat-obatan terlarang dapat menghilangkan kesadaran dan memberikan halusinasi sehingga orang yang mengkonsumsinya dapat melupakan kepahitan hidupnya dan "berpura-pura bahagia" untuk sesaat lamanya.
Pornografi dan masturbasi adalah sarana termudah, tercepat dan 'teraman' untuk mencapai kenikmatan ragawi dan melarikan diri dari kenyataan hidup yang tidak ingin ditanggungnya.
Tetapi bukan cuma kecanduan yang jelas-jelas salah yang bisa menjadi berhala dan jerat penghancur hidup seseorang, hal-hal yang positif dan tampak tidak berbahaya pun dapat iblis pakai untuk membuat seseorang menjauh dari Tuhan dan terpuruk dalam ketergantungan yang tidak sehat.
Pekerjaan dan kesibukan/ kegiatan (sosial) adalah cara yang "positif" untuk mengisi waktu dan melarikan diri dari situasi atau orang-orang yang tidak ingin dia hadapi.
Apakah suamimu selalu bekerja lembur sampai-sampai weekend pun dia bekerja lembur dan bahkan setelah itu pun masih membawa pulang pekerjaan ke rumah?
Apakah istrimu lebih suka menghabiskan waktunya untuk rapat dan pelayanan di gereja sampai-sampai memasak pun tidak keburu dan dia hampir tidak pernah berada di rumah?
Smartphone dan permainan (games), youtube dan drakor, serta berbagai sarana entertainment lainnya adalah "tameng" paling praktis untuk menghindari berbucara dengan seseorang atau menghindari keharusan untuk memikirkan/membicarakan suatu hal secara serius.
Apakah suamimu lebih rela kehilangan waktu tidurnya daripada ketinggalan event game online yang diikutinya dan marah-marah apabila ada yang mengganggunya saat bermain?
Apakah istrimu begitu rajin mengikuti episode drakor terbaru sampai-sampai mengabaikan tugasnya di rumah dan tidak mempedulikan anak-anak dan suaminya?
Akan tetapi sebesar apapun pelampiasan, penghiburan dan kenikmatan yang diperoleh dari "berhala-berhala" yang ada di dunia ini, tak satupun di antaranya yang dapat menggantikan sukacita dan kelegaan sejati yang dari Tuhan.
Pengkhotbah 2:1, 25 - Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia."
Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?
Bukan berarti pekerjaan, kegiatan ataupun hiburan adalah sesuatu yang salah dan terlarang, akan tetapi segala yang berlebihan dan tidak proporsional atau mengacaukan prioritas hidup dan menjadi batu sandungan (baik bagi diri sendiri maupun orang lain) adalah sebuah kecanduan atau keterikatan yang tidak sehat dan harus diatasi.
Tidak semua kecanduan juga pasti merupakan vonis bahwa seseorang memiliki cacat gambar diri.
Pengaruh lingkungan, kurangnya rasa tanggung jawab dan penguasaan diri, serta nilai-nilai atau prinsip yang dianut seseorang juga sangat berpengaruh pada pilihan-pilihan yang diambil seseorang, karenanya bagaimana kita mendidik dan menanamkan kebiasaan dan nilai-nilai yang benar pada anak-anak kita akan sangat mempengaruhi masa depan mereka.
Orang tua yang terlalu otoriter menghasilkan anak yang terkekang dan saat dia terlepas dari otoritas, apa yang biasanya dia tahan karena takut dihukum atau dimarahi akan menjadi tidak terkendali.
Orang tua yang terlalu permisif atau tidak peduli akan menghasilkan anak yang egois dan tidak punya pengendalian diri karena selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan tanpa pernah berpikir tentang konsekuensi maupun dampak tindakannya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Yang terpenting adalah menanamkan kasih dan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak sejak dini sehingga kesadaran dan kepercayaan terhadap nilai-nilai tersebut, dan bukan faktor dari luar (seperti hadiah atau hukuman) yang akan memotivasi dan menjadi pagar pembatas di dalam hidup mereka.
Luka batin atau bukan, bagaimanapun biasanya gejala kecanduan yang berat dapat menjadi indikator adanya sesuatu yang tidak beres dan perlu diselesaikan dalam diri seseorang.
Teman-teman MoU, apakah di antara kita masih ada yang menyimpan berhala dalam hidup kita? Baik itu berupa hobby, keterikatan akan hal-hal tertentu, ataupun beberapa kebiasaan yang tidak baik dan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Apakah berhala-berhala tersebut dan bukan Tuhan yang menjadi sumber kekuatan dan penghiburan kita pada saat kita mengalami kesulitan dan permasalahan?
Hubungan yang intim dengan Tuhan dan kesadaran akan kebenaran bahwa kita sudah ditebus akan menjaga kita agar tidak tergelincir ke jalan-jalan dan pilihan-pilihan yang tidak bijaksana.
Amsal 4:23, 25-27 - Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Tuhan Yesus memberkati
(Chandra - Sansan)
0 Response to "KECANDUAN"