Iklan

MEMANIVESTASIKAN KERAJAAN ALLAH (1)

Roma 14:17, Kerajaan Allah bukanlah soal makanan, minuman, pesta pora tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.


Firman adalah Allah dan Allah adalah kebenaran sehingga waktu saya melakukan kebenaran yang Firman Allah sampaikan maka saya memanivestasikan Kerajaan Allah didalam kehidupan sehari-hari dan saya menjadi pelaku Firman.


Kesaksian 1, sewaktu saya baru masuk Rumah sakit, 2 hari kemudian jam 05.30 pagi, saya dikejutkan dengan pasien diseberang saya (1 kamar isi 5 orang, saat itu masih 4 orang).

Dimana dia mau bangun tapi tidak bisa malah terjatuh diranjang (posisi badan miring dari ranjang dengan kaki keluar dari ranjang). Waktu jatuh suaranya agak keras, sehingga saya terbangun dan melihat apa yan terjadi.

2 orang pasien yang bersama-sama dalam ruang itu, tidak bereaksi (entah tau atau tidak, saya tidak mengerti. Saya rasa mereka pasti tahu sebab suaranya keras waktu jatuh tetapi mereka tidak bereaksi, cuek, hanya tutup mata, tidak berani melihat).

Melihat kondisi itu, saya segera bereaksi dab mencoba menolong bapak tersebut.

Karna badan dan bobot bapak tersebut berat, lalu saya segera berteriak minta tolong kepada perawat untuk memohon bantuan. Kondisi saya pada saat itu sesak nafas, kepala bergoyang (tensi 160/110), badan masih lemes, tapi saya mencoba berusaha untuk membantu.

Perawat datang dan mereka berusaha utk menyelamatkan bapak tersebut, tetapi akhirnya bapak itu tidak dapat ditolong karena gula yang merembet ke jantung. 


Kesaksian ke 2, Ratna ada mengirim mug stainles listrik dimana bisa untuk merebus air panas.

Lalu saya mencoba untuk menawarkan kepada teman-teman di dalam ruangan tersebut, mereka mau menerima, padahal sebelumnya masing-masing pasien cuek (mungkin mereka merasa bahwa saya aja bawa diri susah apalagi mau urusin orang lain). Tetapi ketika saya tawarkan air panas kepada mereka, sejak itu terbuka hubungan yang baik antara satu dengan lainnya.

Sehingga kami saling berbagi satu dengan lainnya.


Kesaksian ke 3, ada pasien baru berusia 76 tahun, agak cerewet sehingga perawat agak sedikit kesel dengan bapak tersebut. Pada satu waktu, bapak itu mau buang air, lalu minta perawat membantu mengantarnya ke toilet, tapi perawat tidak bisa melayani (4-5 perawat untuk menangani 40 pasien covid, tidak mungkin dapat melayani semua keinginan pasien). Disamping itu, perawat ini takut kalau bapak ini jatuh di kamar mandi dan mereka disalahkan.

Lalu saya mencoba mendekati bapak tersebut, coba tanya (kondisi saya sudah lebih membaik) apa yang diingininya), lalu saya ambilkan pispot tetapi bapak tersebut berkata tidak bisa keluar. Akhirnya saya cari kursi roda, bawa bapak tersebut ke toilet, tunggu di depan toilet sampai bapak tersebut selesai, lalu antar kembali ke kamar. Itu saya lakukan beberapa pagi.

Setelah itu saya tidak tahu perkembangan bapak tersebut sebab saya sudah keluar dari Rumah Sakit.

Dari ke 3 kesaksian yang saya lakukan, saya hanya membantu dan menolong ke 2 bapak tersebut, lalu berbagi dengan pasien-pasien lainnya.

Dasarnya adalah Firman Tuhan, Ams 14:9, Eps 4:2, 1 kor 12:25, 1 Tes 5:11, Ibr 10:24, Rom 12:10.

Saya tidak memikirkan bagaimana hasil akhirnya, tidak mencari pencitraan, tidak berpikir keuntungan apapun, hal tersebut lahir dari dalam secara otomatis dan menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup secara otomatis. Setelah saya renung-renungkan saya mengambil kesimpulan bahwa waktu saya berada di Rumah Sakit (dalam lembah kekelaman), Tuhan tetap memakai saya sebagai cahaya bagi ruangan tersebut sekalipun hanya lilin kecil. 

Statement yang menjadi perenungan kita adalah : JIKA SAYA MELIHAT ORANG LAIN DALAM KESULITAN DAN PERLU DITOLONG, JANGAN BERPIKIR BAHWA TUHAN SEDANG MENGUJI ORANG TERSEBUT TETAPI SEBALIKNYA BERPIKIRLAH BAHWA TUHAN JUSTRU MENGUJI SAYA, APAKAH SAYA MAU DAN SEGERA MENOLONG ORANG TERSEBUT (minta hikmat Tuhan cara menolongnya).

Itulah manivestasi dari kebenaran Kristus yang ada didalam hidup kita, yang terpancar keluar karna Kristuslah yang bertahta dan berdaulat.


Hari ini, maukah kita menjadi Surat Kristus yang terbuka atau memanivestasikan kebenaran-kebenaran Allah yang diimplementasikan dengan hidup saling, seperti seorang Samaria yang baik hati dengan tulus dan murni. Mungkin ada saudara atau keluarga kita yang perlu ditolong, mungkin ada tetangga kita yang perlu diperhatikan atau mungkin ada anak-anak kita yang perlu perhatian secara khusus.

Yang penting dasarnya adalah Firman Allah yang adalah kebenaran, lalu kita menjadi pelaku Firman yang tentunya dengan hikmat Allah.


Doa : Tuhan kami mau menjadi saluran kasih kepada siapa yang Tuhan mau kasih tersebut dibagikan. Seperti kasih seorang Samaria yang baik hati dengan tulus dan murni. Bukakan mata kami utk melihat, bukakan telinga kami untuk mendengar, bukakan hati kami untuk merasakannya. Didalam namaMu, kami berdoa. 

Tuhan Yesus memberkati, 


(Elim - Ratna)

0 Response to "MEMANIVESTASIKAN KERAJAAN ALLAH (1)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post