COVENANT AND CHARACTER
Hakim-hakim 12:7b Yefta memerintah sebagai hakim atas orang Israel enam tahun lamanya.
Selama seminggu ini, lewat kehidupan Yefta, kita telah belajar tentang “Perjanjian” dan “Proses Pembentukan Karakter”.
Allah kita adalah Allah perjanjian.
Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi, maka kita masuk ke dalam Perjanjian yang Baru, Yaitu perjanjian kasih karunia.
Dan satu yang pasti, Allah bukan seperti manusia, DIA tidak bisa mengingkari Perjanjian-Nya.
Mazmur 89:34 Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku,
dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.
Manusialah yang sering mengingkari perjanjian dengan Tuhan.
Yeremia 31:32b perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
Tuhanlah yang telah menetapkan Yefta dari semula sebagai seorang Pahlawan.
Ada rancangan hari depan yang penuh dengan pengharapan dalam Hidup Yefta.
Namun dalam perjalanan hidupnya, seorang Yefta mengalami proses pembentukan karakter yang panjang.
Melewati Krisis Identitas karena ketertolakan, Kesalahan pengambilan keputusan yang mengorbankan anak gadisnya, Sampai Akhirnya Yefta dapat menjadi seorang Hakim yang baik, pemimpin yang memerintah atas Israel.
Dari seorang anak yang lahir dari seorang Perempuan Sundal, Manjadi Pemimpin dan pahlawan yang gagah berani.
From Zero to Hero.
Jadi selama Yefta tetap memegang perjanjian, maka Yefta akan tetap di dalam Kasih Karunia dan rencanaNya yang tak pernah Gagal.
Seperti Yefta, meski kita sudah di dalam perjanjian Kasih Karunia-Nya dan lahir baru, bukan berarti kita akan mengalami perubahan karakter secara instan dan langsung sempurna.
Karakter kita masih perlu di proses seumur hidup, untuk diubahkan menjadi serupa Kristus.
Proses nya berbeda-beda pada setiap orang, dipengaruhi oleh latar belakang, pola asuh, lingkungan, kepribadian, dll.
Salah satu proses pembentukan karakter yang paling intens adalah di dalam pernikahan.
Sama dengan keselamatan, pernikahan kita juga adalah Perjanjian, bukan hanya perjanjian dengan pasangan tetapi juga perjanjian di hadapan Tuhan; karenanya Tuhan juga tidak akan mengingkari/ membatalkan perjanjian pernikahan.
Manusialah yang seringkali mengingkari perjanjian pernikahan dan itu mendukakan hati Tuhan.
Dibutuhkan komitmen dan penyerahan total pada Allah, agar kita berproses bersama, Untuk bisa menyatu dengan pasangan kita, menuju keserupaan dengan Kristus.
Dan tiap pernikahan mengalami proses yang berbeda-beda; karena juga dibangun dari individu yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda pula. Pasangan kita adalah teman seperjanjian untuk saling menajamkan dan saling membangun karakter ilahi kita.
Karena itu jangan ingkari dan menyerah, tetap pegang perjanjian pernikahanmu dan nikmati proses pembentukan karaktermu dalam pernikahan.
Dan bersama Tuhan, karaktermu akan semakin bertumbuh dan pernikahanmu makin hari makin Indah.
Pasanganmu adalah teman sekutumu dan Isteri Perjanjianmu, untuk bersama-sama berproses dalam perjalanan menuju keluarga Ilahi yang memiliki karakter Kristus.
Pengkhotbah 4:9-10 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!
Let’s Celebrate The Victory in our Marriage 💪🏻
(Terry - Ciska)
0 Response to "COVENANT AND CHARACTER"