Iklan

REMAH REMAH ROTI (4)

Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"


Masuk dalam hidup pernikahan  sering diibaratkan sebagai mengarungi samudera kehidupan dalam bahtera perkawinan.

Ketika kita masuk di dalam hidup berumah tangga" maka akan ada kata yang selalu diberikan orang, Selamat Menempuh Hidup Baru.

Yang bisa di arti kan sebagai meninggal kan kehidupan kita yang lama sebagai seorang jejaka atau seorang gadis yang masih bebas untuk bisa berbuat apa saja selama masih berada di dalam koridor etika maupun norma yang berlaku di dalam masyarakat dan kemudian masuk ke dalam ikatan pernikahan" yang berarti kita sudah tidak bisa bebas" lagi seperti waktu kita masih single (jomblo), artinya hidup kita sudah terikat oleh norma norma atau etika pernikahan atau berumah tangga, yang harus kita hormati.

Kita harus  bisa membagi perhatian kita kepada pasangan hidup kita.

Sebelum kita secara sah menurut gereja masuk di dalam hidup pernikahan sebagai orang percaya, maka kita akan menerima terlebih dahulu sakramen kudus pemberkatan per nikah an di gereja dengan mengucapkan janji nikah di hadapan hamba Tuhan, saksi saksi dan jemaat gereja dan pastinya dihadapan Tuhan sebagai Pemilik dari Lembaga Pernikahan.

Kita mengundang Tuhan Yesus Kristus untuk masuk di dalam hidup nikah kita.

Hidup manusia tak pernah lepas dari permasalahan yang selalu saja setia hadir di dalamnya. Begitu juga halnya dengan hidup berumah tangga, yang justru akan menambah masalah di dalam kehidupan orang, ada problem problem baru yang akan muncul di dalam hidup berumah tangga, ketika sikap asli dari pasangan hidup kita maupun diri kita sendiri mulai bermunculan satu demi satu, yang tadinya tak pernah terlihat oleh kita maupun pasangan kita. 

Kita akan banyak disibuk kan oleh hal hal rutin keseharian kita dan banyak hal yang perlu penyesuaian untuk atau agar kita bisa menerimanya dengan baik dan tulus.

Kesibukan kesibukan yang terjadi itu, tanpa disadari,  membuat kita jadi sibuk berkutat dengan problematik rumah tangga dan jadi me lupakan Tuhan Yesus yang sudah kita undang untuk masuk di dalam hidup nikah kita.

Seperti murid murid ketika ada di atas di perahu, kita tak pernah mengajak bicara Tuhan Yesus, kita mengacuhkan keberadaan Yesus,  dan kita  biarkan" Tuhan Yesus tertidur di atas tilam yang ada di buritan perahu  (seperti yang kita tau, buritan adalah tempat yang berada di bagian paling belakang sebuah kapal atau perahu, tempat yang paling sepi).

Ketika datang angin sakal yang menerpa dan gelombang besar yang menghantam serta hampir menenggelamkan perahu,  murid murid jadi takut binasa dan baru ingat jika ada Tuhan Yesus yang beserta dengan mereka.

Bukankah kesibukan menghadapi problem hidup berumah sering membuat kita juga melupakan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup nikah kita dan berusaha mengatasi problem dengan kekuatan sendiri. 

Baru ketika bahtera perkawinan itu hampir kandas" atau memang sudah kandas, kita baru ingat kepada Tuhan Yesus.

Ternyata Tuhan Yesus hanya kita jadikan seperti ban serep yang hanya baru kita ingat, ketika kita butuhkan !

Tetap semangat ! 


(Stephen - Hera)

0 Response to "REMAH REMAH ROTI (4)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post