Iklan

MENGAJARKAN SEKS YANG BENAR DAN SEHAT KEPADA ANAK (6)

4. Anugerah dan Pengampunan


Sementara kita mengembangkan percakapan dengan anak-anak mengenai seksualitas yang sehat, pastikan ada banyak percakapan positif mengenai anugerah dan pengampunan.


Tuhan tidak mematikan kesenangan kita dalam hal seksualitas. Dia peduli akan setiap aspek hidup kita termasuk seksualitas. 


Masih banyak orang tua yang tidak berani terbuka untuk membicarakan tentang seksualitas secara sehat dan benar di hadapan anak-anak mereka. Kalau orang tua tidak pernah meluangkan waktu secara khusus bicara tentang kekudusan dan seksualitas, anak-anak akan mencarinya di luar, dari teman-teman bahkan dari tontonan yang tidak benar.


Mungkin teman-teman sudah pernah menyaksikan podcast kami bersama GKI Anugerah Bandung dengan judul “Kevin merahasiakannya selama 2.5 tahun.” Dia dijebak dan dituduh menghamili pacarnya yang ternyata bukan perbuatannya, dan berita itu sampai membuat Kevin berkeinginan untuk bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya dalam perjalanan pulang setelah tuduhan itu.”


Atas seijin Kevin, dalam podcast tersebut kami berbagi kesaksian dan pengalaman Kevin bersama Tuhan di saat-saat terburuk dan sendiri dalam hidupnya, saat dia terpuruk dan takut berterus terang dengan masa-masa kelam yang dialaminya.


Di masa-masa kelamnya suatu hari Kevin sempat bilang pada kami,


“Papa mama bisa menolong orang lain yang mengalami masalah, tapi sama anak sendiri tidak ditolong”


Kami kaget dan katakan “Kalau Kevin tidak cerita masalahnya mana papa mama tau kalau Kevin punya masalah?” sambung kami.


Singkat cerita ketika kami “sudah menerima” kondisi terburuknya karena belum tahu cerita sesungguhnya, kami mengampuni sambil memeluk Kevin dan berkata 

“Kevin gak perlu takut cerita, sejelek apapun yang Kevin lakukan, papa mama tetap menyayangi dan mengasihi Kevin karena Kevin adalah anak papa mama.”


Tangis Kevin pecah dengan suara keras tidak tertahan seperti anak kecil setelah “penerimaan dan pengampunan” kami. 


Setelah agak reda tangisnya, kami desak lagi dengan bertanya


“Kenapa Kevin gak cerita dua tahun yang lalu saat pertama kali denger berita itu?”


“Aku takut merusak pelayanan papa mama” lanjutnya di tengah isak tangisnya.


Kami memeluknya semakin kuat dan sekali lagi saya katakan, 


“Apapun yang Kevin lakukan, sejelek apapun itu, papa mama tetep sayang Kevin.”


“Pelayanan papa mama tidak ada artinya kalau mengabaikan apa yang Kevin alami. Dan pengalaman kelam Kevin adalah pelajaran berharga buat papa mama” sambung saya.


Banyak orang tua yang tidak melihat anak-anak adalah "pusaka" (Mazmur 127) yg dititipkan Tuhan kepada kita sbg orang tua, tapi menganggap mereka sebagai aset yang akan berguna dan bermanfaat "menghasilkan sesuatu" bagi orang tua.

 

Mereka tidak bisa menerima kegagalan anak-anak karena mereka mengharapkan dan bahkan menuntut kesempurnaan anak-anaknya untuk kebanggaan mereka.


Ketika anak-anak diterima apa adanya dan memberi ruang pada mereka untuk berbuat kesalahan, mereka akan tumbuh menjadi anak yang utuh dan tangguh dalam setiap pergumulan hidup yang harus mereka hadapi dan jalani kelak.


Setelah 2,5 tahun rahasia itu tersimpan rapi dengan stressing dan ber-kali2 percobaan bunuh diri,  kami sungguh mengucap syukur untuk ending kesaksian hidup Kevin. Ternyata setelah terbongkar semua bahwa bukan Kevin yang melakukannya, Kevin langsung meloncat dan berteriak,


"Puji Tuhan!!! Berarti aku masih kudus ya Ma? tanyanya


"Rasanya senengku 100 kali lipat lebih dari kemarin saat papa mama menerima dan mengampuni aku" sambungnya


"Yesss Terima kasih Tuhan" sambil tak habis2nya mengucap syukur.


(Agus - Vita)

0 Response to "MENGAJARKAN SEKS YANG BENAR DAN SEHAT KEPADA ANAK (6)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post