KEBENARAN

 Yakobus 1:23-25 -  Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.

Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. 

Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. 

Permainan kelima dalam film yang kami lihat adalah "Jembatan Kaca"

Dua buah jembatan dipasang bersebelahan untuk menyeberangi jurang.

Jembatan itu terbuat dari lempengan-lempengan kaca , akan tetapi, untuk setiap langkah maju, peserta harus memilih untuk melompat ke jembatan yang kanan atau yang kiri.

Mengapa?

Karena salah satu kaca dibuat dari kaca keras yang mampu menahan beban berat sementara yang lainnya terbuat dari kaca biasa yang akan pecah ketika dilompati.

Bagaimana mereka harus memilih?

Ternyata kaca keras dan kaca biasa bisa dibedakan dari pantulan cahaya dan bayangan yang tampak pada permukaannya.

Mereka yang bisa memilih kaca yang benar langkah demi langkah akan selamat sampai ke seberang sementara mereka yang salah memilih akan terjatuh ke dalam jurang.

Demikian juga di dalam kehidupan ini, untuk mencapai garis akhir dan memperoleh mahkota kehidupan, ternyata di dalam setiap langkah kita harus memperhatikan untuk memilih "kaca" yang benar.

Bagaimana caranya?

Seperti halnya kaca pada jembatan itu,  kita dapat melihat kebenaran melalui pantulan cahaya dan bayangan yang tampak pada pilihan-pilihan hidup kita.

Apakah keputusan yang kita ambil memantulkan cahaya yang memberkati orang lain?

Bayangan apakah yang muncul lewat sikap, kata-kata dan perbuatan kita?

Tuhan sudah memberikan Firman-firman-Nya untuk menilai itu semua.

Sebaliknya, dunia juga memberikan banyak nilai dan pengajaran yang terkadang tampak sama baiknya.

Banyak juga kebudayaan, tokoh-tokoh masyarakat dan cendekiawan yang memunculkan ide-ide "Kebenaran" yang baru agar manusia dikatakan bisa "lebih bahagia"

Contohnya : 

- Tidak ada kebenaran yang mutlak, setiap orang boleh memiliki kebenaran sesuai dengan keyakinan dan kebutuhannya masing-masing karena kita adalah manusia bebas yang berhak untuk menentukan kebahagiaan kita sendiri (termasuk masalah gender dan seksualitas yang saat ini sudah dibuat rancu sedemikian rupa).

- Kepercayaan mengenai horoskop, shio, hari baik, takhayul, mitos kuno dan sebagainya. Banyak orang masih menggantungkan kegiatan dan kebahagiaannya pada ramalan harian, memasang jimat untuk keselamatan atau menolak bala, dan bahkan melakukan ritual tertentu yang diyakini dapat membawa nasib baik dan keberuntungan.

Dan masih banyak lagi "kebenaran-kebenaran semu" yang ditawarkan dunia ini

Suatu kejahatan bukanlah kejahatan kalau tidak ketahuan (melanggar rambu dilarang masuk itu boleh kalau tidak ada polisi), tidak apa-apa berbohong demi kebaikan, pahala kita ditentukan dari banyaknya amal yang kita berikan selama kita hidup, banyak amal memperlancar jalan masuk ke surga, dan berbagai-bagai "kebenaran" lain yang apabila kita tidak mempelajari, memahami dan dengan konsisten melakukan Firman Tuhan sebagai kebenaran yang hakiki, kita pun dapat terkecoh dan melihat hal-hal yang tidak benar sebagai kebenaran.

Akan tetapi, selama hidup kita berpadanan dengan Firman Tuhan, maka kita akan memastikan bahwa setiap langkah yang kita pilih adalah "kaca" yang benar, yang akan membawa kita kepada kemenangan yang sejati.

Kehidupan kita, pernikahan kita, keluarga kita, mencerminkan apa yang menjadi dasar dan nilai-nilai dalam hidup kita.

Apakah Kristus sudah tampak melaluinya?

Amsal 27:19 -  Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. 

Tuhan Yesus memberkati

(Chandra - Sansan)

Tweet