UCAPAN PENDERITAAN
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46; Mrk. 15:34).
Tuhan kita Yesus, sekalipun saat itu sedang ditinggalkan oleh Bapa- Nya, tetap menganggap Bapa-Nya sebagai Allah-Nya. "Allah-ku, Allah-ku, meski Engkau meninggalkan Aku, Engkau tetap Allah-Ku".
Kristus adalah hamba Allah yang sedang melaksanakan pekerjaan penebusan. Dia berkewajiban memuaskan Allah, dan oleh Allah pula Dia disokong dan dimahkotai. Karena itulah, Dia tetap memanggil-Nya sebagai Allah-Nya, karena Dia kini sedang melakukan kehendak-Nya (Yes 49:5-9).
Inilah yang menguatkan dan menyokong Dia, yaitu bahwa dalam penderitaan- Nya yang terdalam sekalipun, Allah tetaplah Allah-Nya, dan Dia bertekad untuk tetap berpegang pada kebenaran itu.
Dia mempunyai iman yang teguh dan tabah terhadap Allah sekalipun Dia tahu Allah telah meninggalkan-Nya. Di sinilah orang Kristen dapat memahami arti iman yang sesungguhnya yaitu bahwa iman bukan lagi merupakan iman yang dibangun di atas jawaban Allah yang jelas. Iman ialah mempercayai Allah sekalipun Allah tidak menjawab. Percaya kepada Allah meskipun Allah tidak menjawab adalah keyakinan yang paling dalam di antara segalanya. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1).
Sebagai pengikut Kristus ada kalanya suatu saat Allah terasa jauh, berdoa seakan-akan tidak didengar dan tidak ada jawaban (Yes. 59:1-2). Manusia mungkin dapat berkata kepada Tuhan - Mengapa? Ada kalanya Tuhan tidak menjawab doa, sebenarnya untuk mengajarkan kepada manusia arti sebuah pengharapan, iman dan kasih yang sesungguhnya. Terkadang Ia menjawab juga untuk menyatakan maksud-Nya yang mulia dan kesabaran-Nya yang besar, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Pet. 3:9).
"dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, ... Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (Efs 5:21-25).
Rasul Paulus menjelaskan, bahwa “takut akan Kristus” (ay 21), harus menjadi dasar hubungan suami dan isteri. Iman dan kesetiaan kepada Tuhan harus terus dipertahankan dalam perjalanan pengikutan kita kepada Tuhan.
Pada saat seseorang mentaati Tuhan, maka seharusnya hubungan kasih dan ketundukan dalam pernikahan juga terus terpelihara.
(Soendoro - Imelda)
0 Response to "UCAPAN PENDERITAAN"