KASIH KARUNIA VS PRESTASI
Mazmur 127:2
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah
sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
Bulan Januari 2022 pendiri gereja raksasa (megachurch) di Australia, mengundurkan diri dari perannya sebagai pendeta senior global di tengah penyelidikan internal atas tuduhan pelecehan terhadap dua wanita.
Dalam pernyataan resmi yang di release gereja yang di kutip CNN Pada hari 24 maret 2022 , sang pendiri dinyatakan telah melanggar Kode Etik Pendeta gereja.
Pengaduan pertama terjadi kira-kira satu dekade yang lalu dan "melibatkan" pesan teks yang tidak pantas dari Pendeta kepada salah satu anggota staf wanita. Pada saat kejadian, sang Pendeta sedang dalam kondisi di bawah pengaruh obat tidur, di mana saat itu telah menjadi ketergantungan.
Pengaduan kedua diterima pada 2019 karena Sang Pendeta memasuki kamar hotel wanita setelah konferensi Gereja.
Saat itu sang Pendeta mengalami disorientasi setelah mengkonsumsi obat anti-kecemasan di luar dosis yang ditentukan, dicampur dengan alkohol.
Bagaimana mungkin seorang pemimpin Rohani yang dianggap sangat-sangat berhasil, bisa mengalami kecemasan, depresi dan ketergantungan terhadap obat anti depresan selama lebih dari satu dekade?
Depresi ternyata tidak hanya dihadapi oleh orang yang (merasa) gagal, tetapi banyak orang yang menurut standar tertentu sudah dianggap berhasil (i.e. Kaya, sukses, Tenar dan berprestasi), juga mengalami kecemasan, takut, depresi, dan akhirnya mengalami ketergantungan terhadap obat-obatan anti depresan. Termasuk didalamnya juga pemimpin Rohani.
Seorang pemimpin rohani mengalami tuntutan yang berat untuk menjadi sosok yang sempurna bagi semua orang. Padahal tidak ada seorang manusiapun yang sempurna, melainkan semua orang memiliki kelemahan.
Peraturan-peraturan (yang kelihatannya) rohani dan Standar kebenaran yang ditetapkan organisasi gereja, seringkali bukanlah kebenaran Allah, melainkan peraturan-peraturan buatan manusia, yang sifatnya menuntut, menghakimi dan menghukum. (Kolose 2:16-23).
Akibatnya, Sekalipun terlihat rohani, banyak orang mengejar Prestasi dan kehebatan diri sebagai tujuan Akhir, seperti yang di miliki para Ahli Farisi.
Semua tuntutan yang dibangun, akan membawa orang kepada “kebenaran atas usaha sendiri”, dan pada suatu waktu akan berujung pada rasa frustasi dan depresi, karena tidak ada seorangpun yang mampu mencapai standar Rohani yang yang ditetapkan oleh manusia.
Sedangkan Kebenaran yang sejati yang dari Allah adalah Anugerah dan sifatnya memerdekakan, membebaskan dari segala tuntutan. (Yohanes 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.)
Semua Bukan karena usaha kita sendiri, tetapi semata-mata karena Kasih Karunia dan Anugerah Allah, dan tidak ada orang yang dapat memegahkan diri karenanya.
(Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Efesus 2:8-9)
Merdeka, bukannya berarti lalu kita bisa hidup suka-suka dan bebas berbuat dosa. Atau bisa hidup tanpa proses dan usaha, alias pasrah saja tanpa melakukan apapun.
Ayat bacaan diatas bukan berarti mengajarkan kita, untuk tidak perlu berusaha dan berjerih lelah, dan cukup tidur saja. Tetapi bahwa kita menyadari seluruh kehidupan kita dan segala prosesnya adalah Anugrah atau Kasih Karunia Allah.
Jika kita sudah paham, bahwa Hanya Oleh Anugerah, kita menjadi orang-orang merdeka, yang sudah dibebaskan dari dakwaan iblis dan tuntutan/ penghakiman manusia, maka kitapun jangan lagi menghakimi dan menuntut orang lain, baik dalam komunitas, keluarga, terlebih dalam pernikahan kita.
Fokus pada proses kita secara pribadi dengan Allah, karena orang lainpun memiliki prosesnya sendiri dengan Allah.
Menikmati proses kehidupan dalam Kasih Karunia Allah maka damai sejahtera-Nya akan memelihara hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
It’s all about YOU
(Terry - Ciska)
0 Response to "KASIH KARUNIA VS PRESTASI"