Iklan

YUSUF DAN SAUDARA SAUDARA NYA

Kejadian 42 : 21 - 22

ay 21 Mereka berkata seorang kepada yang lain : "Betul - betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu : bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita,  tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita".

 


Pernahkah terlintas di dalam pikiran kita untuk melakukan pembalasan terhadap orang yang menyakiti kita? Lalu pembalasan seperti apakah yang kita rancangkan ?

 

Ketika Yusuf sudah menjadi penguasa di Mesir, saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk mencari makanan sebab di Kanaan terjadi kelaparan hebat. Saudara-saudara Yusuf tidak lagi mengenali Yusuf yang dahulu pernah mereka buang dan yang akhirnya menjadi penguasa di Mesir,  orang kedua setelah Firaun. Tetapi Yusuf mengenali mereka dan dia menguji mereka dengan menuduh mereka sebagai para pengintai. Mereka menjelaskan bahwa mereka adalah anak-anak dari satu ayah di Kanaan, dan bahwa mereka ada 12 bersaudara, yang satu ( Yusuf ) sudah tidak ada lagi dan yang satu lagi yang bungsu ( Benyamin ) ada bersama ayah mereka di Kanaan. Namun Yusuf sengaja tidak memercayai pengakuan mereka.


Ia mempersulit mereka dengan memasukkan mereka ke dalam tahanan selama 3 hari, lalu menyuruh mereka pulang serta membekali mereka dengan gandum agar mereka bisa meredakan lapar seisi rumah mereka. Tetapi mereka harus kembali lagi ke Mesir dengan membawa Benyamin,  yang telah mereka ceritakan itu. Dengan demikian Yusuf bisa yakin bahwa mereka bukan para pengintai, tetapi orang-orang yang ingin mencari gandum ke Mesir. Yusuf menahan salah seorang dari mereka di Mesir yakni Simeon sebagai jaminan bahwa mereka akan kembali ke Mesir dengan membawa Benyamin.


Melihat berbagai peristiwa yang mempersulit mereka ini, anak-anak Yakub menjadi sadar bahwa apa yang mereka alami adalah akibat dosa mereka terhadap saudara mereka Yusuf di tahun-tahun sebelumnya. Mereka menyesali perbuatan mereka yang menjual Yusuf ke Mesir dan berbohong kepada ayah mereka bahwa Yusuf sudah diterkam binatang buas . Menanggapi hal ini Ruben pun berkata, "Bukankah dahulu ku katakan kepadamu : Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita."


Kata-kata Ruben ini menunjukkan kepeduliannya terhadap kebenaran. Ruben berusaha menginsafkan saudara-saudaranya akan kesalahan mereka bukan agar mereka dihantui rasa bersalah, tetapi agar mereka sadar bahwa kejahatan yang mereka lakukan telah berakibat buruk pada hidup mereka. Dengan demikian mereka tidak lagi berani melakukan hal-hal yang jahat di kemudian hari. Di sini juga terlihat kebesaran hati Ruben, sebab dia tidak terlibat dalam kejahatan saudara-saudaranya namun ikut serta menerima akibat perbuatan saudara-saudaranya tersebut. Ia rela menderita atas perbuatan saudara-saudaranya padahal bukan karena perbuatannya sendiri!


Kita perlu mengingatkan orang lain untuk tidak melakukan hal-hal yang jahat. Tetapi ketika kejahatan itu akhirnya terjadi juga. Maka kita perlu kembali mengingatkan mereka bukan agar mereka tertekan dan merasa bersalah, tetapi agar mereka sadar akan kesalahan mereka serta tidak lagi melakukan hal-hal seperti itu di kemudian hari. 


(Daniel Sopa) 

0 Response to "YUSUF DAN SAUDARA SAUDARA NYA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post