BUKTI KASIH TUHAN
Ada seorang suami, sebut saja namanya X. Dalam masa pandemi, X mengalami badai kehidupan terutama dalam hal ekonomi. Kehilangan pekerjaan, begitu banyak kegagalan dalam bisnisnya, begitu banyak lamaran pekerjaan yang tidak ada respon dan hasil, banyaknya cicilan yang mengejarnya sehingga menyebabkan dia masuk dalam kefrustrasian. Istrinya, sebut saja Y, juga sudah bingung menghadapi suaminya.
Y : Pa, kamu itu harus percaya Tuhan. Tuhan pasti menolong.
X diam saja, matanya terarah ke layar laptop mencari lowongan kerja, lalu pindah ke halaman berita atau masuk ke youtube.
Y menjadi kesal dan sengit.
Y : Kamu duduk saja begini apa bisa ketemu jalan ke luar dari persoalan kita. Doa dong pak. Doaaaa !
Y habis kesabaran melihat cueknya X dan kefrustrasiannya.
X : (tiba-tiba berang) aku sudah berdoa. Tapi Tuhan tidak menjawab. Tuhan sengaja menghancurkan aku !
Y : eitt, jangan ngomong sembarangan ! Jangan gitu pa. Tuhan pasti menolong kok
X : Sampai saat ini sudah sekian lama tidak ada pertolongan sama sekali. Tuhan tidak mau menolongku.
Maka selanjutnya bisa ditebak. Terjadilah perdebatan dan pertengkaran. Suasana keluarga jadi makin terasa amburadul. Tidak bisa dipungkiri masalah ekonomi menyita banyak energi.
Hari-hari selanjutnya bukannya bertambah baik, malah seperti tidak ada pertolongan. Puji Tuhannya, X ini mengambil waktu berdoa pribadi secara rutin. Dalam doa pribadinya itu, X begitu terbuka dengan Tuhan. Dalam doa pribadinya, X tidak jaim, selalu ada Air mata kekecewaan, ketakutan, frustrasinya di hadapan Tuhan. Sering X bertanya dalam doanya, apakah benar dia adalah anak Tuhan. Karena Tuhan Yesus sebagai Bapa seakan memalingkan wajahNya dan tidak mempedulikannya. X benar-benar merasa ditinggalkan Tuhan. Sangat sukar baginya untuk beriman bahwa Tuhan akan menolongnya termasuk hal-hal yang remeh.
Mazmur 13 : 1 – 3 Berapa lama lagi, TUHAN, Kau lupakan aku terus-menerus ? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,
Begitulah kita-kira doanya X kepada Tuhan. X merasa dia sedang dihukum Tuhan, sedang dihajar Tuhan, ditinggalkan dan tidak ditolong.
Sampai suatu hari, Roh Kudus (RK) menyingkapkan sesuatu.
Ibrani 12 : 6 Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.
Ayat ini tiba-tiba seperti membuka tirai kegelapan hati X.
Amsal 13 : 24 Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.
Amsal 22 : 15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan memgusir itu daripadanya.
Ayat-ayat di atas ini seperti pelita di tengah kegelapan hatinya. Mata X seperti tercelik.
Sadarlah X bahwa badai kehidupan yang dia alami adalah sebagai tongkat didikan dari Tuhan, seperti seorang Bapa mendidik anaknya. Tongkat didikan justru adalah bukti Kasih Tuhan, bahwa justru sebagai anak Tuhan, dia menerima tongkat didikan untk mengusir kebebalannya.
X bercerita kepada istrinya apa yang dialami.
X : Ma, hari ini Roh Kudus menyingkapkan kebenaran dengan apa yang kualami. Hari ini aku sadar bahwa kesulitan yang terjadi ini adalah tongkat didikan Bapa Surgawi untuk mengusir kebebalanku. Tongkat didikan justru bukti bahwa aku adalah anakN ya. Tahukah kamu, ma, bahwa sejak kecil aku sangat sedikit bahkan bisa dibilang tidak pernah menerima teguran, arahan, dan tongkat didikan dari Papiku. Aku bertumbuh dewasa tanpa teguran dari papiku.
Y : Kamu sudah pernah menceritakan itu pa.
X : Tahukah kamu ma, bahwa tanpa teguran, arahan dan tongkat didikan menjadikan aku seorang yang terluka. Baru akusadar bahwa aku terluka ketika Roh Kudus menyingkapkannya.
X tidak dapat menahan perasaannya. Tiba-tiba dia menangis keras. Luka tersembunyi yang begitu lama, yang nyaris tidak disadari X, menjadi nyata. X menangis, meraung. Inilah pertama kalinya X menangis sedemikian rupa karena luka batinnya yang terpendam sangat lama dan tidak disadarinya.
Y memeluknya dan mendoakannya. Sebagai istrinya, Y belum pernah melihat X menangis seperti itu.
Hari ini X mengalami satu kesembuhan dari luka terpendamnya karena hilangnya figure seorang ayah yang tegas tapi lembut, memberi arahan, bahkan teguran.
Justru badai kehidupan yang dialaminya, dipakai Tuhan untuk mengingkapkan luka terpendam itu dan menyembuhkannya denga Kasih Tuhan Yesus.
Y sebagai istri memang merasakan sendiri ada bagian-bagian tertentu dalam hidup X yang berhubungan dengan kebapaan, belum berfungsi dengan baik. Y hanya bisa bersyukur bahwa suaminya mengalami kesembuhan karena kasih Tuhan. X yang terluka karena selama hidupnya sangat sedikit menerima ajaran dan arahan seorang ayah mengalami kesembuhan.
Amsal 3 : 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Sadarlah X bahwa kesulitan yang dia alami saat ini adalah untuk menyadarkannya dan membuktikan bahwa Bapa Surgawi justru mengasihinya sebagai anakNya yang kekasih. Selama ini dia merasa tidak aman karena tidak pernah menerima teguran, arahan bahkan tongkat didikan seorang ayah.
X sadar sekarang bahwa selama dia ada luka itu, dia tidak dapat berperan sebagai seorang ayah yang baik.
Walaupun anak-anaknya sudah dewasa semua, namun masih belum terlambat untuk dia memulihkan perannya sebagai seorang ayah.
Ditulis Berdasarkan Kisah Nyata
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "BUKTI KASIH TUHAN"