KELUARGA PULIH MENJADI PINTU PEMULIHAN
Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.”
Seringkali ada saja perkataan atau sesuatu hal yang di temui mengganggu perasaan dan tidak sedikit memicu emosi, sehingga membuat suasana yang harusnya adalah makan malam yang baik, menjadi arena pertengkaran hebat serta perpecahan dalam keluarga.
Di sadari atau tidak, kita semua adalah “Produk” atau hasil dari pola asuh masa lalu dari orang tua yang telah mendidik dan membesarkan dengan berbagai cara, pergumulan serta tantangan yang tidak sedikit meneteskan airmata.
Masa lalu yang di alami setiap anak dalam satu keluarga yang walaupun hidup dalam satu keluarga dan yang dibesarkan oleh orang tua sama juga tidak mengalami hal yang sama dalam hidup mereka.
Banyak Kejadian yang baik atau buruk, baik berupa perkataan, situasi ataupun yang di alami secara spesifik yang secara tidak sengaja dan tanpa sadar masuk dan tertanam dalam pikiran bawah sadar yang terekam baik disana, sampai satu saat ada pemicu yang memantik kejadian masa lalu yang sudah tertanam bahkan berpuluh tahun yang lalu itu, hingga muncul Kembali membuat menjadi perasaan tertanggu, sehingga amarah pun muncul yang hasil nya membuat kita menjadi meledak marah.
Seringkali yang disalahkan adalah pemicu nya baik itu karena barang, orang ataupun situasi. Perlu disadari apabila gigi berlobang saat kita meminum air es, maka gigi yang berlobang itu sudah pasti akan langsung terasa ngilu dan sakit. Apakah air es sebagai pemicunya yang disalahkan, atau karena gigi berlobang tadi yang harus di perbaiki.
Begitu lah semua kejadian yang baik dan buruk tertanam dalam pikiran bawah sadar kita yang selalu harus menjadi perhatian, karena bersifat akumulasi semua tertanam, tertimbun hari demi hari disimpan dengan rapi dan tanpa disadari apabila kejadian yang terekam itu adalah sakit hati, kepahitan, kecewa, luka batin yang tidak ada penyelesaikan maka sifatnya seperti bahan peledak belum terkena pemicu nya.
Semua yang berpotensi tinggi membuat sakit hati, kepahitan, kecewa dan lainnya tidak lain adalah orang, barang atau situasi yang paling dekat dengan kita, karena hanya hal demikian lah yang berinteraksi langsung dengan kita.
Oleh karena itu suami istri perlu setiap hari harus membicarakan dan menyelesaikan segala sesuatu yang menjadi ganjalan dalam hati apabila ada, menyelesaikan dengan baik supaya tidak di diamkan sehingga akan tertanam makin hari makin dalam dalam pikiran bawah sadar setiap kita. Di saat ini lah praktek prinsip ke empat yaitu pengampunan yang telah sama-sama di pelajari dapat di praktekkan supaya terbebas dari apa yang tidak kita inginkan terjadi dalam hidup pernikahan, keluarga dan Rumah tangga kita.
Lakukan pemberesan suami istri, saling meminta maaf dan mengampuni, temukan solusi dari kejadian yang bisa membuat hati kecewa ataupun sakit sakit, oleh karena semua yang terjadi apalagi berulang – ulang itu ada pola yang sudah terbentuk dalam pikiran bawah sadar kita, solusi nya adalah pelajari pola kejadian hal tersebut dan buat pola baru hingga dalam hidup kita. Tentunya juga dengan berdoa meminta Pertolongan Tuhan turut campur tangan memutuskan pola lama dan hidup dalam pola atau kebiasaan baru dengan saling komitmen dengan pasangan kita.
Tetap Semangat dan Pantang Menyerah.
(Alfian - Peony)
0 Response to "KELUARGA PULIH MENJADI PINTU PEMULIHAN"