PILAR
Mengapa penulis menggunakan istilah Pilar untuk membahas tentang keintiman dalam relasi suam i istri?
Pilar adalah istilah dalam ilmu arsitektur yang berbicara secara spesifik untuk keindahan sebuah bangunan.
Demikian pula analoginya dengan perkawinan.
Pilar secara struktur menunjukkan kekuatan, menambah keindahan dan bisa menopang beban yang berat.
Pilar keintiman dalam pernikahan bukan hanya satu (Sexual Intimacy) tapi ada lima pilar lainnya yang harus dibangun untuk membuat bangunan pernikahan semakin kokoh, terlihat indah dan bersama-sama bisa menanggung beban yang harus di hadapi bersama.
Enam pilar tersebut adalah,
Emotional Intimacy (Keintiman Emosional)
Physical Intimacy (Keintiman Tubuh)
Financial Intimacy (Keitiman Finansial)
Recreational Intimacy (Keintiman Rekreasional)
Spiritual Intimacy (Keintiman Spiritual)
Sexual Intimacy (Keintiman Seksual)
Setiap pilar, seperti dalam arsitektur, menyediakan kekuatan dalam perkawinan, menambah keindahan saat suami istri berinteraksi, dan menanggung beban kehidupan yang harus dihadapi bersama.
Kita membutuhkan keenam pilar yang ada untuk membuat relasi suami istri bahagia.
Emotional Intimacy (Keinitiman Emosional)
Keintiman emosional bisa dipelajari dan dibagikan bersama pasangan. Yang pertama coba definisikan Keintiman Emosi yang seperti apa yang diharapkan terjadi dalam relasi suami istri?
Keintiman Emosi adalah kedekatan dalam perasaan dan hubungan yang dibangun melalui berbagi perasaan, pikiran dan keinginan
Filipi 4:2-6
Ini mencakup komunikasi verbal ataupun non verbal.
Yang pernah kami alami dalam komunikasi verbal, ketika Vita meminta saya untuk memahami kebutuhan akan pemenuhan perasaannya, masalah yang sering terjadi saya mengabaikan perasaannya. Di awal pernikahan, saya hampir selalu tidak menggandeng waktu berjalan di mall, tidak memperkenalkan dia saat ketemu dengan teman-teman saya dan banyak lagi. Awalnya saya melihat permintaan Vita untuk digandeng dan dikenalin cukup berlebihan dan bukan masalah serius bagi saya. Tapi berjalannya waktu Vita jadi sering “uring-uringan” tanpa sebab.
Ternyata kekecewaan atas sikap-sikap saya yang berkepanjangan membuatnya “Growing Pain in Marriage”
Sampai satu saat kami ngobrol tentang konflik-konflik yang sering terjadi, kami bicara hati ke hati tentang perasaan. Jika Vita complain tentang ketidak pedulian saya, saya selalu jawab “Gitu aja kok masalah” dan itu terjadi bertahun-tahun, sampai satu titik Vita menjawab “Mungkin bagi kamu tidak masalah, tapi bagi aku masalah karena ini masalah perasaanku terhadap kamu, dan hanya aku yang bisa merasakannya. Jangan kaget kalau suatu hari nanti rasa sayang dan banggaku sama kamu akan berkurang bahkan hilang.”
Dari statemen Vita saya mulai berpikir terbalik, memposisikan diri di posisi Vita, seandainya aku yang diperlakukan begitu aku suka atau tidak?
Cara berkomunikasi yang benar mengubah sikap dan perilaku saya terhadap Vita. Sejak saat itu saya belajar untuk menggandeng bahkan memeluk saat berjalan di mall atau di manapun.
Ini adalah salah satu contoh keintiman emosi yang sering dianggap sepele oleh pasangan suami istri. Yaitu mengabaikan perasaan pasangan.
Barangkali kita merasa kurang yakin apakah kita memiliki keintiman emosional atau tidak? Kita bisa lihat apakah ada gangguan di pilar yang satu ini?
Pikirkan bagaimana cara kita berkomunikasi, hambatan2 seperti apa yang harus kita pahami dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasangan?
Dalam berargumen apakah kita selalu ingin memenangkannya dan kurang mau mendengar masukan pasangan?
Apakah kita selalu meledak-ledak jika berdiskusi tentang apa yang tidak kita setuju?
Apakan kita sering meninggalkan pasangan selagi berkomunikasi?
Apakan kita sering mengeluarkan kata-kata kematian untuk bercerai jika terjadi konflik yang cukup berat? Amsal 18:21
Apakah masa lalu selalu mengemuka dalam setiap diskusi?
Apakan kita sering menghindari topik-topik tertentu dalam berdiskusi untuk menghindari konflik ? (keluarga, mertua, saudara, anak, keuangan dll)
Apakah kita masih menyimpan rahasia di hadapan pasangan kita?
Jika dalam relasi kita ada salah satu dari retakan-retakan pilar, berarti Keintiman Emosi kita perlu diperbaiki dan diperkuat. Kesadaran akan hambatan dalam keintiman emosi akan menolong suami istri untuk bisa segera memperbaiki keretakan dalam pilar keintiman emosi.
(Agus - Vita)
0 Response to "PILAR"