DOSA FAMILIAR
Ada seseorang sebuat saja A. Si A ini dalam hidupnya sudah percaya Tuhan Yesus sejak dari muda. Aktif pelayanan, punya hati melayani, dalam pelayanannya selalu penuh hikmat. Anehnya A jatuh bangun berkali-kali dalam dosa perzinahan. Jika perzinahannya ketahuan, dia selalu menyesal dan bertobat. Dalam sekian waktu kelihatan kesungguhannya. Namun anehnya, jatuh lagi dalam dosa yang sama. Dia bingung sekali kenapa seperti nya dia tidak berdaya melawan dosa seksual itu.
Ada juga si B. Dia juga percaya Tuhan, dan menjadi pelayan Tuhan. Namun diam-diam suka sekali pornografi dan ada terlibat dalam kegiatan percabulan modern. B ini sebenarnya sadar betul bahwa pornografi dan percabulan adalah dosa. Namun dia seperti tidak berdaya menolaknya. Selalu saja kembali ke dosa yang familiar itu. Dan masih banyak lagi kisah nyata tentang orang-orang tua dan muda, laki-laki dan perempuan, suami dan istri, jomblo atau yang sudah menikah, yang kerap kali jatuh dalam dosa yang familiar ini, dan seperti tidak berdaya jika godaannya datang.
Ini menjadi tanda tanya besar. Sebab bukan tidak menyadarinya, bahkan ada tekad kuat dan usaha untuk tidak jatuh lagi dalam dosa yang sama. Kenyataannya, jatuh lagi, jatuh lagi. Bagi yang putus asa, mereka akan menyerah dan mengikuti saja, bahkan akhirnya hidup dalam dosa seksual karena merasa lelah dan tidak sanggup melawan.
Dosa familiar yang mengikat dan susah dilawan itu bukan hanya dosa seksual saja, tetapi juga dosa lainnya yang mengikat seperti perjudian, alkoholik, narkoba, KDRT, penipuan, dan sebagainya.
Roma 1 : 20 – 25 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
Dalam hati manusia ada sebuah tempat yang harus ditempati oleh Tuhan Yesus. Sayangnya banyak orang tempat itu justru diisi oleh dirinya sendiri. Dirinya sendiri justru menduduki tempat Tuhan Yesus. Inilah yang dikatakan ayat itu bahwa Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran.
Banyak orang menjadikan dirinya sendiri bertahta di tempat yang harus nya menjadi milik Tuhan Yesus, walaupun dia sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Banyak orang tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus sudah dikudeta dalam hatinya. Dirinya sendirilah yang menduduki dan bertahta di tempat itu. Sayangnya sebagai penguasa tempat itu, diri sendiri tidak punya kekuatan melawan dosa. Maka tak heran selalu jatuh bangun tidak keruan macam.
Banyak orang berpikir bahwa mereka kuat. Mereka mampu melakukan hal-hal hebat, sudah punya reputasi, punya pengalaman pelayanan segudang, hafal banyak pengajaran, posisi yang sudah tinggi, punya kemapanan, sehingga merasa kuat. Tanpa sadar, Tuhan Yesus digeser dari tempat itu dan digantikan diri sendiri yang merasa hebat. Sayangnya semua kehebatan diri sendiri itu adalah kekuatan tanpa arti jika harus melawan dosa. Jadilah jatuh bangun sungsang sumbel melawan dosa dan kedagingan. Fenomenanya sangat banyak orang tidak menyadari keadaan ini.
Yesaya 64 : 6 – 7 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.
Kesalehan manusia saja seperti kain kotor di mata Tuhan. Jika masih mengandalkan kesalehan, maka Tuhan menyerahkan ke dalam kekuatan dosa. Betapa mengerikan jika kita mengkudeta tempat Tuhan Yesus dalam hati kita.
Satu-satunya cara adalah dengan menyerahkan tempat itu kepada Tuhan dan diri sendiri turun tahta. Biarkan Tuhan Yesus yang bertahta di tempat Nya.
Yesaya 64 : 8 – 9 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu.
Saya juga pernah tidak menyadari keadaan itu selama bertahun-tahun. Saya mengkudeta tempat itu. Diri sayalah yang bertahta di tempat itu. Kesadaran ini timbul, tersingkap oleh Roh Kudus ketika ada dalam Getsemani. Betapa tipisnya perbedaan siapa yang bertahta di tempat itu. Karena sebenarnya Tuhan Yesus sudah ada dalam hati, tapi yang bertahta adalah diri sendiri. Hanya ketika Roh Kudus menyingkapkan ini, barulah saya sadar. Kesadaran itu tersingkap ketika ada di dalam Getsemani.
Ketika posisinya dikembalikan sebagaimana seharusnya, maka banyak hal yang tadinya sulit diatasi, menjadi dapat diatasi karena kekuatan Roh Kudus diberi ruang untuk berperan. Tantangan, godaan, jerat-jerat, tipu daya, selalu ada, tapi Roh Kudus yang akan berperan mengingatkan, menyingkap, memberi kepekaan, dan kuasa untuk mengalahkannya.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "DOSA FAMILIAR"