Iklan

KASIH AGAPE

Sebagai alumni peserta MoU, tentu Prinsip 3 tentang Tanggung Jawab Suami Istri, masih cukup diingat. Apalagi adanya simulasi peragaan tentang tangki hati, dan cuplikan film Passion of Christ. Mungkin masih banyak yang ingat kalau dari sisi suami harus berani memberikan kasih Agape kepada Istri. Kasih Agape adalah kasih Ilahi yang  sempurna, kasih tanpa syarat. Untuk melakukan Kasih Agape harus mematikan ego, seperti Tuhan Yesus yang disalibkan. Begitulah tanggung jawab suami yang harus diperankannya, menggambarkan Kristus. 


Bagi saya mematikan ego dalam hal tertentu, bisa dilakukan. Anehnya untuk hal tertentu lain, ternyata menemukan kesulitan. Padahal hal tertentu ini kelihatannya sepele, tapi kenyataannya sulit dilakukan. Selama banyak tahun, saya gagal dalam beberapa hal ini. Sehingga sering menimbulkan konflik dan mengganggu hubungan. Saya sudah berusaha mengisi tangki hati istri, kenyataannya lebih sering mengosongkan tangki hati nya dibandingkan mengisinya. Sering saya berpikir bahwa saya gagal menggambarkan Kristus dengan JemaatNya. Apa yang salah dengan saya?


Ketika saya memulai untuk membangun Getsemani, mulailah terbuka sedikit demi sedikit penyebabnya. Penyebab pertama adalah saya tidak pernah mengambil waktu doa pribadi. Belajar dari Tuhan Yesus, Dia selalu ada waktu doa pribadi pada pagi-pagi buta, yang menjadi budayaNya. Bahkan untuk puncak menyatakan Kasih AgapeNya, Tuhan Yesus harus ke Getsemani, barulah Dia memendapat kekuatan untuk melakukan Penebusan Dosa sebagai wujud Kasih agape tertinggi.  


Markus 1 : 35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.


Tuhan Yesus mampu mewujudkan Kasih Agape tertinggi yaitu penebusan dosa ketika kita masih berdosa, karena adanya Getsemani. 


Lalu teryata Tuhan Yesus juga berdoa untuk murid-muridNya. Tuhan Yesus saja berdoa untuk murid-muridNya. Saya malah jarang sekali dalam doa pribadi untuk pasangan dan anak-anak. 


Yohanes 17 : 9 -11 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.


Inilah cuplikan doa Tuhan Yesus untuk murid-muridNya, setelah melakukan Perjamuan Terakhir. Sadarlah saya bahwa saya sudah skip 1 langkah penting untuk bisa melakukan Kasih Agape, yaitu berdoa pribadi untuk pasangan dan keluarga. Maka mulailah saya mendisiplinkan diri untuk melakukannya. 


Selanjutnya Roh Kudus mengingatkan saya, bahwa saya kurang tenang dan rileks. Sebagai contoh jika sudah ada rencana sesuatu kemudian istri saya mengubah sedikit rencana itu, saya menjadi bad mood, marah-marah, dan hal ini bisa berlangsung sepanjang hari. Sebenarnya perubahan itu tidak mengubah hasil, tapi saya sangat terganggu. Roh Kudus mengingatkan bahwa saya kurang rileks, kurang tenang, cepat baper kalau ada perubahan. 


Ooo jadi ini salah satu sebab saya selalu gagal dalam hal kecil dan sepele ini. Terus terang selama hidup saya menikah, ini tidak pernah terpikirkan oleh saya. Saya malah tidak menyadarinya. Roh Kuduslah yang mengingatkan, menyingkapnya ketika saya dalam Getsemani.


Mazmur 116 : 5 – 7 TUHAN adalah pengasih dan adil, sAllah kita penyayang. TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah,  tetapi diselamatkan-Nya aku. Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.


Sejak saat itu, saya harus mengingatkan diri untuk lebih rileks dan tenang. Suatu perubahan kecil tidak mengubah hasil, bukan kiamat. Apakah saya sudah sempurna dalam Kasih Agape sejak saat itu ? BELUM ! Masih terus proses sepanjang hidup. Tetapi paling tidak, sekarang saya sudah tahu mengelola bad Mood, selalu mencoba lebih rileks, lebih tenang. 


Terima kasih untuk Roh Kudus yang sudah mengingatkan, menyingkapkan sesuatu yang saya tidak tahu.


(Hanbeng - Lydia)

0 Response to "KASIH AGAPE"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post