MENGUCAP SYUKUR DALAM KEADAAN SULIT
Roma 50 : 23 Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."
Hidup dalam ucapan syukur, sering didengar dalam berbagai kesempatan. Mengucap syukur dalam berbagai keadaan dan situasi selalu didengungkan dan biasa terdengar. Mengucap Syukur menjadi salah satu topik paling hits dalam ke Kristenan.
Banyak orang sangat mudah mengucap syukur pada waktu keadaan baik. Mudah mengucap syukur pada waktu doa dijawab, saat pelayanan berhasil, anak-anak berprestasi, karir dan bisnis mengkat pesat, tidak ada persoalan keuangan, semua yang dikerjakan selalu sukses. Dalam keadaan ini sangat mudah mengucap syukur, bahkan menjadi kesaksian dimana-mana.
Namun ketika keadaan berbalik 180 derajat, tiba-tiba ucapan syukur menjadi hilang. Rasanya sukar mengucap syukur dalam keadaan yang tidak ideal bahkan dalam keadaan buruk. Ketika keadaan berbalik seperti ini, maka pasangan suami istri juga melihat ada begitu banyak kekurangan pasangannya. Maka makin sukarlah mengucap syukur. Bahkan bisa terjadi begitu samarnya antara mengucap syukur dan putus asa.
“Yah apa boleh buat. Beginilah keadaannya. Mau dibilang apalagi. Mengalir saja. Apa yang terjadi terjadilah. Keadaan memang sulit kok. Syukuri aja”… Menjadi samar antara mengucap syukur dengan putus asa.
Dalam keadaan sulit, harus diakui saya juga sulit mengucap syukur, dengan kekuatan sendiri. Pada saat sulit itu, apa yang dilakukan akan menentukan mulut saya mengucap syukur atau putus asa. Jika saya sanya melihat persoalan saja, lalu mencari jalan ke sana kemari, rasanya persoalan makin besar dan makin mustahil diatasi. Maka satu-satunya jalan yang diambil adalah datang kepada Tuhan. Duduk di bawah kaki Tuhan, mengutarakan semua apa yang dirasakan, berseru minta pertolongan Nya.
Mazmur 50 : 14 – 15 Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi ! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela
Ketika saya duduk di kaki Tuhan dalam Doa pribadi Getsemani dan Doa Sepakat, saya berseru kepada Tuhan. Mengutarakan semua isi hati, perasaan dan semuanya. Setelah itu, barulah saya dapat mempersembahkan korban syukur. Artinya bersyukur dalam keadaan sulit adalah sebuah korban. Korban perasaan, korban keegoan, yang merobek semua pola saya.
Memang tidak mudah bagi saya mempersembahkan Syukur sebagai korban. Bagaimana bisa bersyukur kalau keadaan belum berubah, persoalan masih ada di depan mata, pertolongan tuhan juga belum terlihat. Namun ketika saya mengucap syukur dengan merobek semua keberadaan saya, itulah Korban syukur. Korban syukur ternyata baru bisa dilakukan dengan pertolongan Roh Kudus saat saya duduk di kaki Tuhan. Ini memerlukan iman. Ucapan Syukur dalam iman.
Suatu saat tibalah saatnya kuasa Tuhan dialami, pertolongan Tuhan nyata, maka ucapan syukur dalam iman sebelumnya, menjadi ucapan saya.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "MENGUCAP SYUKUR DALAM KEADAAN SULIT"